Laman

Saturday 17 September 2011

Surat Rindu Seorang Ibu Untuk Anaknya

Hi Catatan Kang Somen..!!!!
Lama sudah kau kuterlantarkan tidak pernah saya rawat, bahkan untuk menjengukpun aku tidak sempat apalagi untuk up date dan posting sebuah artikel atau tulisan tangan sendiri. Semenjak berpindah ke kantor yang baru serta di iringi rusaknya lepi membuat tangan dan otak ini tidak bisa merawatmu lagi. Pada kesempatan ini saya sempatkan posting sebuah artikel yang cukup bagus yang bisa di jadikan renungan dan kebetulan saya kutipkan dari postingan orang lain.

Surat Rindu Seorang Ibu Untuk Anaknya
Anakku…
hari ini ibu rasanya ingin sekali menulis sepucuk surat untukmu…
sebagai curahan kasih dan rindu ibu padamu.
Nak, masih terbayang dalam ingatan ibu…
saat engkau masih dalam buaian dan pelukan ibu…
rasanya semua di dunia ini tak sebanding dengan kebahagiaan yang ibu rasakan.
Anakku…
engkaulah anugerah terbesar dan terindah dalam hidup ibu.
Masih ingatkah engkau anakku…
saat saat kita selalu bersama berdua sepanjang waktu...
seolah tak terpisahkan.
Ibu ingat, semua kelucuan dan kenakalanmu yang tak pernah mampu sedikitpun membuat ibu bisa marah kepadamu.


Nak...
waktu begitu cepat berlalu…
saat saat kita bisa bersama mulai berkurang.
Tanpa terasa, engkau telah tumbuh semakin besar
dan semakin terlihat istimewa di mata ibu.
Ibu selalu bangga padamu
karena engkau adalah permata hatiku.
Anakku …
kini engkau telah tumbuh menjadi seorang pemuda yang tampan…
terbersit rasa bangga di hati ibu…..
Subhanallah….
betapa besar karunia dan berkah yang diberikan oleh Allah kepada ibu.
Tak pernah putus ibu bersyukur dan berdoa…
agar engkau selalu berjalan di jalur yang benar...
dan menuruti semua nasehat yang ibu selalu berikan.
Setiap malam, ibu selalu bangun untuk berdoa….
memohon yang terbaik untukmu anakku.
Tanpa pernah lelah, ibu selalu memohon kepada Allah agar engkau selalu menjadi anak yang sholeh dan berguna bagi sesama kelak di kemudian hari.


Anakku…
akhirnya tiba saatnya dimana kita harus saling berjauhan….
tapi ibu selalu berharap dan berdoa…
engkau selalu dalam lindungan Allah….
dan tetap menjadi anakku, permata hatiku.
Ibu ikhlaskan engkau menuntut ilmu…
sebagai bekal hidupmu kelak……
ibu ingin engkau berhasil dalam kehidupan tanpa pernah melupakan ketaqwaan sebagai manusia kepada Allah.
Nak…
air mata ibu selalu menetes setiap merindukanmu….
tetesan air mata rindu seorang ibu.
Tapi ibu juga menyadari, engkau hanyalah titipan Allah semata kepada ibu…
kesadaran inilah yang menguatkan hati ibu untuk terus berdoa agar engkau mampu meraih semua cita cita dan angan angan hidupmu.


Nak…
jujur, inilah saat terberat dalam hidup ibu……
ibu harus mengikhlaskan semuanya, demi masa depanmu.
Ibu hanya berharap….
engkau selalu mengingat semua nasehat dan pesan yang selalu ibu bisikkan padamu.
Anakku….
Inilah kehidupan…
engkau harus mampu berjuang menaklukkannya.

Anakku….
andai suatu hari nanti waktu telah menghentikan ibu …..
engkau harus selalu ingat, bahwa permata hatiku akan selalu ada di hati ibu.
Ibu akan selalu ada untukmu dimanapun dan kapanpun……
jangan pernah bersedih…
songsonglah hidup dengan penuh semangat dan hati yang gembira.
Jangan lupa selalu berbuat baik untuk sesama dan selalu jujur memandang kehidupan.
Anakku……
ingin rasanya ibu terus menulis surat untukmu…
sama seperti saat ibu mendongeng untukmu……
tapi hari ini ibu merasa…..semakin menulis…..hati ibu semakin merindu……
maafkan ibu yaa nak…..
percayalah semua ini karena ibu terlalu mencintai dan menyayangimu……Doa ibu selalu untukmu anakku tercinta….

No comments:

Post a Comment