Ini bercerita tentang tokoh timur tengah, Nasruddin. Suatu hari, ia mencari sesuatu di halaman rumahnya yang penuh dengan pasir. Ternyata dia mencari jarum. Tetangganya yang merasa kasihan, ikut membantunya mancari jarum tersebut. Tetapi selama sejam mereka mencari, jarum itu tak ketemu juga.
Tetangganya bertanya, “jatumnya jatuh di mana?”
“jarumnya jatuh di dalam” jawab Nasruddin.
“kalau jatuh di dalam, kenapa mencarinya di luar?” Tanya tetangganya.
“karena di dalam gelap dan di luar terang”
Begitulah perjalanan kita mencari kebahagiaan dan keindahan di dalam hidup ini.
Sering kali kita mencarinya di luar dan tidak mendapatkan apa-apa. Sedangkan daerah tergelap dalam mencari kebahagiaan dan keindahan sebenarnya adalah daerah-daerah di dalam diri. Justru letak ‘sumur’ kebahagiaan yang tak pernah kering berada di dalam diri. Tak perlu juga mencarinya jauh-jauh, karena ‘sumur’ itu berada di dalam semua orang. Sayangnya karena faktor peradaban, keserakahan dan faktor lainya, banyak orang mencari sumur itu di luar. Ada orang yang mencari bentuk kebahagiaanya dalam kehalusan kulit, jabatan, baju mahal, mobil bagus, harta melimpah atau mobil bagus dan banyak hal lainya. Tetapi kenyataanya, setiap pencarian di luar tersebut akan berujung pada bukan apa-apa. Karena semua itu, tidak akan berlangsung lama. Kulit misalnya, akan keriput karena termakan usia, mobil mewah akan berganti model baru, jabatan juga akan hilang karena pengsiun.
“setiap perjalanan mencari kebahagiaan dan keindahan di luar akan selalu berujung pada bukan apa-apa, leads you nowhere. Setiap kekecewaan hidup yang jauh dari keindahan dan kebahagiaan, berangkat dari mencarinya dari luar.”
Untuk mencapai tingkat kehidupan yang penuh keindahan dan kebahagiaan seseorang harus melalui 5 (lima) buah ‘PINTU’ yang menuju ke tempat tersebut.
1) Pintu pertama adalah STOP COMPARING and START FLOWING.
“Stop membandingkan dengan yang lain. Seorang ayah atau ibu belajar untuk tidak membandingkan anaknya dengan yang lain. Karena setiap pembandingan akan membuat anak-anak mencari kebahagiaan di luar.”
Setiap penderitaan hidup manusia, setiap bentuk ketidakindahan di mulai dari membandingkan. Contoh Michael Jackson, sebagai orang yang sering kali membandingkan dirinya dengan orang lain. “Uangnya banyak, mampu mengongkosi hobinya untuk operasi plastik. Sehingga seorang yang hidup dari suatu perbandingan ke perbandingan yang lain, maka hidupnya kurang lebih sama dengan Michael Jackson. Leads You Nowhere” karena itu saya mengajak pembaca ke suatu titik, mengalir (flowing) menuju kehidupan yang paling indah di dunia, yaitu MENJADI DIRI SENDIRI. Apa yang di sebut flowing ini sesungguhnya sederhana saja. Kita akan menemukan yang terbaik dari diri kita, ketika kita mulai belajar untuk menerimanya, sehingga kepercayaan diri bias muncul. Kepercayaan diri ini berkaitan dengan keyakinan-keyakinan yang kita bangun dari dalam. ”Tidak ada kehidupanyang paling indah dengan menjadi diri sendiri. Itulah keindahan yang sebenar-benarnya.”
2) Pintu kedua menuju keindahan dan kebahagiaan adalah MEMBERI.
Sebab utama kita berada di bumu ini, kata Gede Parma, adalah untuk memberi. “Kalau masih ragu dengan kegiatan memberi, artinya kita harus memberi lebih banyak, saya melihat 3 tangga emas kehidupan. I intend good, I do good, and I am good. Saya berniat baik, saya melakukan hal yang terbaik, dan saya menjadi orang baik. Yang baik-baik itu bisa kita lakukan, bila kita konsentrasi pada hal memberi.” Memberi tidak harus selalu dalam bentuk materi. Pemberian dapat berbentuk senyum, pelukan, perhatian, dan setiap manusia yang sudah rajin memberi, dia akan memasuki wilayah beauty and happiness.
Banyak orang-orang kaya. Ada yang suka memberi dan ada yang pelit. Orang yang tidak suka memberi muka orang tersebut keringnya minta ampun. Orang yang mukanya kering ini bertanya pada seseorang yang suka memberi, apa rahasia kehidupan yang paling penting yang bisa anda bagi ke saya. Orang tersebut bilang: sleep well, eat well, artinya memang ongkos untuk menjadi bahagia tidak mahal. Hanya saja orang sering memperumit hal yang sudah rumit. Kalau kita sderhanakan, sleep well, eat well akan jadi mudah jika di ikuti kegiatan memberi. “tak perlu kawatir, setiap pemberian itu ada yang mencatat. Jika atasan anda di kantor tidak mencatat pemberian anda. Ada ‘atasan tertinggi’ yang mencatatnya. Mirip dengan petani, orang-orang yang suka memberi akan memanen hasil-hasilnya yang di harapkan.”
3) Pintu ketiga untuk mencapai kebahagiaan dan keindahan adalah berawal dari semakin gelap hidup anda, semakin terang cahaya anda di dalam.
Perhatikan bintang di malam hari tampak bercahaya, jika langitnya gelap. Sedangkan lilin di sebuah ruangan akan berchaya bagus jika ruangannya gelap. Artinya semakin kita berhadapan dengan masalah dan cobaan di dalam hidup, semakin bercahaya anda dari dalam. “jika anda punya suami yang keras dan marah-marah atau punya istri yang cerewet, jangan lupa mengucapkan terimakasih pada tuhan. Karean suami yang keras dan marah-marah atau istri yang cerewet adalah guru kehidupan yang baik. Paling tidak dari orang tersebut kita belajar tentang kesabaran. Jika anda punya atasan diktatornya minta ampun, itu sengaja ada yang kirim. Agar anda belajar tentang bijaksana.” Orang yang akhirnya menemukan keindahan dan kebahagiaan biasanya teklah lulus dari universitas kesulitan. Semakin banyak kesulitan hidup yang kita hadapi, semakin diri kita bercahaya dari dalam. Mengutip perkataan Jamaluddin Rumi, semua di kirim sebagai pembimbing kehidupan dari sebuah tempat yang tidak terbayangkan. “ Tidak hanya orang cantik saja yang berguna, orang jelek juga berguna. Gunanya adalah karena orang jelek orang cantik terlihat jadi tambah cantik. Jadi semuanya ada gunanya, untuk menghidupkan cahaya-cahaya beauty and happiness.”
4) Pintu keempat adalah surge yang bukanlah sebuah tempat, melainkan adalah rangkaian sebuah sikap. “Bila anda melihat hidup penuh dengan kesusahan dan godaan maka neraka tidak ketemu setelah mati. Neraka sudah ketemu sekarang, “ sedangkan anda akan bertemu surga, jika rangkain dari sikap anda benar. Sikap ini di mulai dari berhenti mengkhawatirkan segala sesuatunya, dan coba yakinkan diri bahwa everything will be allright. Setiap kali kita beribadah, berdoa dan memuja tuhan, tetapi setiap kali pula kita merasa takut. Padahal ketakutan adalah sebentuk ketidakyakinan terhadap tuhan. “Kalau anda berdoa tapi masih merasa takut, mending jangan berdoa karena tidak yakin. Lebih baik anda yakin, hidup ini berjalan sempurna, doanya pas-pasan tapi anda yakin jauh lebih baik,” kata Gede Prama. “Segala sesuatunya menjadi baik-baik saja jika anda mencintai yang kecil,” sambung konsultan manajemen yang dulu sempat terpikir untuk mengoperasi hidungnya yang besar.
5) Pintu kelima menuju keindahan dan kebahagiaan adalah tahu diri kita dan kita tahu kehidupan.
Ada cerita tentang kumpulan binatang yang hendak bikin sekolah karena mereka tidak mau kalah dengan manusia. Semua binatang mengikuti kursus berlari, berenang dan terbang. Tetapi 11 tahun kemudian binatang-binatang tersebut merasa lelah sekali. Burung tetap hanya bias terbang, ikan tetap hanya bias berenang, dan serigala tetap hanya bisa berlari. Akhirnya mereka sampai pada sebuah kesimpulan, bahwa mereka harus tahu diri. Ikan mesti tahu diri hanya bisa berenang, burung mesti tahu diri hanya bisa terbang sedangkan serigala harus tahu diri hanya bisa berlari. Sehingga seperti hewan-hewan tersebut. Manusia-manusia yang tidak tahu diri adalah manusia yang tidak pernah ketemu keindahan dan kebahagiaan.
No comments:
Post a Comment