Dear Malaikat Kecilku ,
Ketika aku masih berada dalam kegelapan (Kandungan) dan tidak mengerti apa-apa engkau selalu meyakinkan aku untuk terus bertahan. Kau memberikan sebagian dari makanan yang engkau makan untuk membesarkan aku di dalam kandungan. Engkau bawa aku dengan penuh hati-hati kesan kemari tanpa kenal lelah. Di setiap pemberhentian engkau mengusap perutmu dan sntuhan hangat tanganmu semakin menguatkan aku. Engkau rela bersusah payah tidak bisa tidur bebas, tidak bisa tidur dengan berbagai gaya yang engkau suka demi keselamatan aku. Ketika aku ketakutan untuk keluar dari kegelapan menuju dunia yang terang, yang aku belum tahu apa-apa engkau berjuang dan menguatkan aku. Tangisan pertamaku membuat engkau lupa bahwa nyawamu hamper melayang demi menuntunku untuk menuju dunia baru buat aku. Kau besarkan aku dengan penuh kasih sayangmu, engkau rela tengah malam bangun demi memberika susu ke aku agar bisa tumbuh sehat dan imut. Akupun tumbuh pelan-pelan dan semakin merepotkanmu. Kau ajari aku untuk mengenal allah yang bisa menjadikan aku untuk lebih tangguh menghadapi kehidupan ini. Dan sekarang akupun tumbuh menjadi dewasa.
Malaikat kecilku maafkan aku jika aku selalu dan selalu merepotkanmu selama ini. Semakin aku bertumbuh dewasa aku semakin menambah beban pikiranmu, karena rasa sayangmu dan kekawatiranmu akan masa depan aku. Tenang dan percayalah ibu aku akan berusaha menjadi yang terbaik buat ibu.
Malaikat kecilku maafkan aku jika sekarang ini aku tidak lagi bisa mengunjungimu secara rutin untuk melihat senyum indah yang mengembang di bibirmu. Jangankan untuk menjengukmu tiap hari, tiap minggupun aku tidak bisa, tiap bulanpun aku juga masih belum bisa. Sekali lagi maafkan aku ibu….!! Aku hanya bisa memberikan kabar melalui SMS dan TELPON lewat HP yang tentunya aku tidak tahu keadaan ibu yang semestinya dan begitupun ibu tidak tahu keadaan aku yang sesungguhnya. Kita pasti akan selalu ibu pasti selalu mengabarkan hal yang baik kepadaku agar aku tenang di perantauan, agar aku tidak gelisah dan agar aku selalu bahagia. Meskipun keadaanmu belum tentu sesuai dengan apa yang engkau ceritakan. Ibu maafkan aku jika aku tidak begitu sering kirim sms dan telpon ibu di bandingkan dengan cewek atau temanku. Jujur aku melakukan itu karena aku tidak ingin membuat ibu sedih dan rindu kepadaku.
Malaikat kecilku apakah engkau di sana makan enak seenak yang aku makan di sini?? Jika tidak sungguh berdosa anakmu ini. Karena islam mengajarkan ‘ibu lebih utama di bandingkan anak-anak mu dan istrimu’. Apakah ibu tidur nyaman dan lelap di sana senyaman tempat tidurku di sini? Jika tidak maka berdosalah anakmu ini.
Ibu mafkan aku jika aku belum bisa selalu berada di sampingmu untuk merawatmu ketika capek, mencucikan bajumu, mengantarkan ibu ke pasar dan membantu kerjaan ibu sebagai balas budi kerja keras ibu yang telah memasakan aku, mencucikan popokku,merawat aku, mengobati aku ketika sakit dan banyak hal lain yang kau curakan kepadaku ketika aku masih kecil.
Ibu sekali lagi maafkan aku….!!! Aku melakukan ini semua juga untuk menjalankan perintah allah:
katakanlah:” berjalanlah di muka bumi” (Qs.AL-An’am 11)
“Maka berjalanlah kamu kaum muslimin di muka bumi ini” (Qs.At-Taubah : 2)
“ Hingga tatkala dia telah sampai ke tempat terbenam matahari “ (Qs Al-Kahfi : 86)
“ Aku tidak akan berhenti (berjalan) sebelum sampai ke pertemuan dua buah lautan, atau aku berjalan sampai bertahun-tahun” (Qs. Al-Kahfi : 60)
Karena aku takut rasa cintaku pada keluargaku mengalahkan rasa cintaku pada allah. Percayalah padaku ibu aku di sini akan baik-baik saja dan insyaallah selalu dalam perlindungan allah.
Ibu hanya satu pintaku, doakan aku agar aku selalu bersemangat untuk mencari ilmu allah, agar aku bisa selalu dekat dengan allah, agar aku selalu istoqomah padanya sehingga aku bisa menjadi anak yang sholeh. Karena hanya jalan inilah yang bisa aku gunakan untuk membantu dan menyelamatkan ibu kelak. Karena hanya doa anak yang solehlah yang bisa menyelamatkan engkau. Aku tidak ingin memberimu harta karena itu aku yakin itu tidak bisa menyelamatkan ibu dan inilah yang sedang dan selalu aku usahakan bu doakan aku agar aku bisa menjadi anak yang bisa menyelamatkan engkau kelak. Amin….amin….amin….amin…..
Ibu baik-baik ya engkau di sana kita sama-sama saling mendoakan agar allah selalu memberikan nikmatnya dan perlindungan pada kita semua.
Salam hangat tersayang dari anakmu
Bekasi 01/11/1010
Yani ahmad
*Maafkan aku malaikat kecilku jika surat ini tidak aku kirim kepadamu, aku takut surat ini justru membuat ibu menangis dan bersedih setelah membacanya. Biarkan surat ini tersimpan rapat di blog dan note aku dan bisa selalu say abaca ketika aku mulai lalai kepadamu.
Tulisan ini aku buat dalam kondisi sadar dan tidak di buat-buat atau gagah-gagahan. Ini wujud kegelisahanku karena aku semakin tidak bisa mengunjungi ibuku dalam jangka waktu yang cukup lama.
Buat temen-temen yang ikut membaca:
Bagi yang sekarang masih tinggal dengan ibumu, patuhilah dia, sayangilah dia, dan bahagiakanlah dia. Janganlah pernah melawanya, jangan mentang-mentang engkau sekolah tinggi dan menganggap ibumu jadul. Buatlah dia bangga denganmu, jagalah amanahnya, buatlah wajahnya dan bibirnya selalu mengembangkan snyumnya yang indah dan menyejukan ketika melihat enkau pulang. Karena kamu termasuk beruntung banget masih bisa mereguk dan menggali pahala dengan berbakti pada ibu.
Buat temen-temen yang kos, yang masih bisa pulang seminggu sekali atau sebulan sekali, sempatkanlah untuk pulang dan mengunjunginya secara rutin sebelum datang masa sibukmu di mana engkau tidak bisa menemuinya meskipun satu tahun sekali. Kunjungilah beliau sebelum menyesal kemudian hari. Buatlah ibumu tentram dengan kedatanganmu dan kabar gembira darimu.
Setelah kita membaca note ini, mari kita ambil nafas dalam-dalam kita pekamkan mata kita lima menit saja. Kita tanyakan ke hati kita yang paling dalam dan sangat dalam. Sudahkah aku menjadi anak yang berbakti? Sudahkah aku membuat ibuku bahagia? Seringkah aku melawan perintahnya? Seringkah aku membuatnya kawatir karena aku? seringkah aku membuatnya melinangkan air mata karena perbuatan aku? seringkah aku menganggap ibuku tidak jauh lebih pintar dari aku karena aku seorang mahasiswa atau sarjana? Jawablah dengar jujur dan sejujur-jujurnya. Bukalah mata dan tanyakan pada diri kita masihkah kita bermalas-malasan untuk pulang? Masihkah kita bersemangat mengunjungi ibu kita melebihi semangat kita mengunjungi kekasih kita? Hanya hati kecil kita masing-masing yang mampu menjawabnya.
Semoga bisa menjadi perenungan bersama buat temen-temen yang senasib dengan saya.
Kamar kos bekasi
01/11/2010
Yani di panggil somen :
No comments:
Post a Comment