Laman

Wednesday 10 October 2012

Meski Kotor Lebih Mulia Dari Meminta-Minta

Dinginnya angin malam di kala fajar sadiq menyapa begitu segar dan menyejukan hati serta menentramkan jiwa di setiap insan yang tergugah hatinya untuk bangun dan melangkahkan kaki menuju rumah Allah untuk sejenak bermunajat dan berkomunikasi dengan Rabb pecipta alam semesta. Di kala para Ibu dan beberapa wanita yang lain masih enak dan asik dengan tidurnya serta beberapa ibu-ibu ada yang sudah ribut memasak untuk suami dan anak-anaknya, namun, tidak untuk Ibu paruh baya yang satu ini. Sekali lagi hati dan jiwa ini bener-bener di buat tertegun dengan rutinitas Ibu paruh baya yang hampir selalu aku jumpai di kala aku melangkah menuju panggilan Adzan yang begitu nyaring.

Di kala ibu-ibu PKK yang lain asik bercengkarama dengan peralatan dapur beliau Si Ibu paruh baya tersebut asik dengan rutinitasnya dengan di temani peralatan tempurnya tiap hari. TIdak logis memang jika di pandang seorang wanita paruh baya harus di temani peralatan tempur seperti itu. Mau tau gak apa rutinitas dan peralatan perang si Ibu paruh baya itu?? taukah para sobat catatan kang somen yang saya cintai karena Allah, si Ibu dengan semangat memanggul tas yang terbuat dari karung besar dengan modifikasi penguat layaknya tong sampah yang besar di punggungnya. Di tangan kirinya memegang tas karung yang tidak kalah besar serta tangan kanan dengan besi kecil untuk memilah-milah sampah di setiap tong atau keranjang sampah yang berada di tiap depan tumah di perumahan tempat aku berteduh saat ini. Yupz... kerjaan Ibu yang sangat meulia tersebut adalah tukang pungut sampah di perumahan di tempat tinggal aku yang baru.

Beliau begitu semangat dan menikmati rutinitas tiap senja dengan berselimut hembusan angin dingin dengan hiasan dentingan kumandang adzan dan bacaan Al Qur'an si Ibu dengan asik dan tidak ada sedikitpun rasa malu mendatangi dan memunguti sampah yang berada di tiap tong sampah. Awal melihat terbesit rasa kasihan di hati, namun, beberapa detik berlalu jiwaku tersadar maha besar Allah atas segala limphan dan hamparan rizkimu yang begitu luas di seantero jagad raya ini. Pekerjaan Ibu tersebut insyaallah 1000000% halal dan jauh lebih terhormat daripada pengemis yang meminta-minta dan remaja serta anak muda yang masih kekar dan sehat mengamen di rumah-rumah dan di setiap kendaraan umum, sejatinya mengamen tidak jauh beda dengan mengemis alias meinta-minta hanya di kemas dengan format yang berbeda di ending tetep kan tangan si pengamen menengadah meminta belas kasihan. Sekali lagi I'm proud dengan perjuangan dan pekerjaan si Ibu paruh baya tersebut.

Meskinya para remaja dan generasi penerus bangsa melihat semangat, usaha serta kegigihan si Ibu dalam mencari nafkah. Rosulullah sudah menegaskan bahwa meminta-minta bukanlah pekerjaan yang di anjurkan justru di larang. Semangat beliau mengawali hari pagi dan bangun lebih awal untuk menyambut rizki Allah dengan penuh semangat dan tidak bermalas-malasan. Tidaklah perlu anda iba atau kasihan tapi berkacalah dan bangkitlah agar fenomena tersebut tak hinggap pada diri kita dan keluarga kita. Dan sekali lagi lihatlah maha besar Allah dengan luasnya rizki yang di siapkan dan di hamparkan. Hasil jerih payah si Ibu jauh lebih terhormat dari pada para Konglomerat dengan rumah mewah, mobil canggih, dan semua gelimanan gelar dan harta namun dari hasil korupsi dan kerja tidak halal. Mari kita mengambil pelajaran dan merenung sejenak akan contoh yang di berikan si Ibu paruh baya tersebut yang tidak mau kalah dengan keadaan, tidak menyalahkan takdir Allah dan tidak mau menyerah begitu saja.

Apakah anda akan memilih menjadi manusia terhina dengan bergelimang harta dan kedudukan serta jabatan atau menjadi pemalas dengan menggantungkan hidup pada orang lain atau menjadi peminta-minta??? atau anda akan memilih untuk menjadi pribadi yang sederhana denga rizki yang halal dari jerihpayah dan keringat sendiri?? renungkan dan pilihlah jalan anda...!!!! karena ada kehidupan setelah di dunia ini yang lebih kekal dan lama...
  
somen_49
10-10-2012
Renungan Buat Diri Sendiri Dan Pemuda Harapan Keluarga

No comments:

Post a Comment